Rabu, 30 September 2015

Kebun Rindu



Untukmu sudah kupersiapkan kebun itu
Yang kujaga setiap saat, setiap waktu
Aku tanami kebun itu dengan airmata
Dengan darah, dengan segala puisi
Mari, kita urus kebun itu bersama-sama 
Undanglah segala jenis kupu-kupu
Yang selama ini mengikutimu

Aku orangnya kini bisa menikmati kembali
Kereta awan yang bergerak menuju 
Lumbung harapan. Kebun rindu itu ingin kuurus 
Bersamamu. Agar setiap hari kebun itu menjadi 
Cindramata kehidupan kita berdua dan menatap
Kabut rebah di antara bunga-bunga masa depan

2015.

Sabtu, 26 September 2015

Membangun Kembali Kesunyian


                          dengan sengaja, aku benturkan kepalaku
                         dijidat matahari dan malamnya, aku menarik-narik
                         ekor rembulan 


Kepalaku dihiasi oleh kawat-kawat
Dentuman demi dentuman menghantui
Kedua kupingku. Aku menarik diri
Dari tata krama yang berlaku. Lagi-lagi
Kau memanggilku dengan teriakan paling keras
Dan ambigu. Lalu aku membangun kembali
Kesunyian yang sudah lama kuruntuhkan
Lama-lama aku membayangkan kau
Berubah menjadi srigala yang menerkamku
Dari setiap sisi

Aku pun menyambangi kisah-kisah
Di masa lalumu yang bagiku sama rumitnya
Seperti rumusan para kaum shopis
Lalu dengan apa lagi aku harus menghancurkan
Kesedihanku? Mungkin dengan sedikit ciuman
Basah dan pelukan jurus ular
Bisa mengobati seluruh rasa sakitku
Atau aku akan terjun bebas ke tubuh pualammu
Sampai kau menjerit memanggil nama-nama
Yang aneh dan busuk. Lalu dari mataku menetes
Bidadari-bidadari berukuran kecil tanpa kedua sayap

"Aku ingin cinta yang sebenarnya"  bunyi lonceng
Terdengar kejam di kupingku. Aku bermimpi
Menyusun ribuan kertas yang kurangkai menjadi
Perahu, yang kulayarkan untukmu tapi tak pernah
Sampai-sampai. Keagungan hanya milik para
Dewa-dewa yang mabuk di langit



2015

Selasa, 22 September 2015

Bagi yang Akan Datang

                                           

Aku telah menerimanya
Tusukan demi tusukan tepat mengenai dadaku
Yang sudah lama pensiun menyebut namamu
Ucapan-ucapan paling gelapku sudah aku lemparkan
Ke langit paling jauh

Biarlah, segala tentangmu
Dirawat oleh angin dan daun-daun
Bukan lagi oleh sajakku ini

Aku sudah pergi, menjauh
Saat pohon cintaku yang baru tumbuh
Kau gergaji 

Aku hanya ingin sujud malam ini
Memanjangkan imanku, melepaskan hasrat
Dan jatuh cinta pada keadaan

Lalu biarkanlah sajakku ini membentuk 
Kesunyian barunya dan  menulis perasaannya 
Di dinding- dinding api. Aku akan menunggu nomor 
Takdir selanjutnya, sambil memanen puisi
Bagi yang akan datang


2015