Minggu, 18 November 2012

Pada Sore Hari

Aku bakal datang kepadamu, meresapi segala kepergian
Memanggul segala beban yang datang kepadaku
Akan kupilih pantai dengan pasir putihnya sebagai
Tempat perpisahan itu, akan kupilih tempat
Dimana kita bisa melihat matahari ditelan laut

Kita mengerti, tapi tidak menghayati, segalanya
Adalah cinta, dan dendam. Segalanya adalah mimpi-
Mimpi segar yang kita petik di antara bintang-bintang
Kuburu segala yang sakit, kutikam diriku dengan pisau
Waktu dan sepanjang jalan kita menangis

2012.

Setelah Pesta Berakhir

Pada Ahda Imran 

Malam yang resah. Kau datang dengan membawa
Sorot mata api itu. Membawa setumpuk diskusi
Di atas meja yang meneteskan anggur merah
Manusia selalu kehilangan kegembiraan sesaat
Katamu. Satu gedung yang memanjang, orang-orang
Masih berkumpul di situ, mengubah kutukan
Menjadi anugrah

Kau masih saja menyanyikan ode bagi
Mayat-mayat yang pernah membunuhmu
Di suatu tahun yang pernah kau benci
Di suatu tahun yang pernah kau akrabi

Setelah pesta berakhir. Pikiranmu akan berubah
Menjadi senapan. Tubuhmu tetap memanjang
Menjangkau setiap ingatan-ingatan gelap
Puisi-puisimu membuat jadual keberangkatan
Ke negeri tanpa matahari, ke negeri yang pernah
Kau puja selama ini

Ahda, sampaikan salamku pada orang-orang
Yang kau temui atau kau abaikan di dalam pesta itu

2009.

Puisi Dimuat Di Koran Haluan Padang, 18 November 2012

4 Puisi Rendy Jean Satria dimuat di http://issuu.com/haluan/docs/hln181112/22
Dengan nomor judul puisi: Suatu Hari Hujan Turun Perlahan-lahan di Kota Tasikmalaya, Setelah Pesta Berakhir, Jalan Muktamar, dan Pada Sore Hari

Minggu, 05 Agustus 2012

Rumah Panggung Rendra

Hari semakin panjang
Begitu juga dengan usia

Kau yang kudatangi
Kau yang kuziarahi

Di malam yang tak tercatat

Di dinding coklat yang kusentuh
Kutemui puisi yang menembus
Jantungku

Mengalirlah segala yang kasih
Di rumahmu. Semacam penghayatan
Menunggu maut yang dingin

Dan entah kenapa, aku harus
Menunggu kematian

Di rumahmu

2012.

Rabu, 18 Juli 2012

Rabu, 29 Februari 2012

Kafe Huis, Braga

Setiap hari kau di situ, membawa tatapan kosong
Dan tubuh yang ringkih. Aku menulis di bulan-
Bulan yang penuh keraguan. Berklompot
Dengan bayangan-bayangan gaib yang sering
Datang tiba-tiba di tempat ini dan sebuah restoran
Di kiri jalan, sudah lama menghianatimu

Kenyamanan ini, mungkin tidak akan berlangsung
Lama. Aku akan melompat KE tengah hujan, berteriak
Dan memaki lukisan-lukisan gelap yang terpasang
Di trotoar


2011.