Sabtu, 10 Maret 2018

Tetsimoni Buku Puisi PADA DEBAR AKHIR PEKAN

Acep Zamzam Noor

Ahda Imran
Prof. Bambang Sugiharto

4 Puisi di Koran Suara NTB (Minggu, 10 Maret 2018)


Puisi-puisi Rendy Jean Satria


Ciampea


Langkahku semakin lelah menyusuri
Jembatan bambu, pagar-pagar berlumut
Batas antara dendam dan kebaikan
Seperti jurang yang begitu lebar

Di balik suara adzan aku sembunyikan
Luka yang terjadi di musim hujan
Dzikir demi dzikir berjatuhan seperti
Air di mulut goa

Telah lama kujauhi suara-suara bising
Membiarkan tubuhku dipenuhi gigitan-
Gigitan nyamuk di kedalaman hutan ini
Menolak untuk pulang dan bercengkrama

Di kampung ini, kolecer-kolecer menahan
Angin liar. Anjing-anjing bergerak dari
Satu pohon ke pohon lainnya, daun-daun
Menumpuk menjadi komposisi nyanyian

2018.
                

Masigit Kareumbi


Jauh di matamu masih tersimpan
Suara angin ribut hutan-hutan
Sekelebat cahaya tampak seperti
Segerombolan yang akan makmum
Pada kabut tebal di atas gunung karuhun

Sebuah pagi dengan latar sungai-sungai
Jalan kampung, akar-akar tua, dan rusa
Yang diganggu anjing-anjing liar. Jembatan
Gantung pemisah antara rumah pohon
Dan sedu sedanku, menjadi remuk

Pada puisi yang kutulis di tengah cuaca
Amuk ini, masih tersisa sedikit kabar
Tentang masa-masa keheningan
Pada langit yang jauh, aku titipkan
Kata –kata ini sebagai Amin

2018.
                     

Menginap di Cicalengka


Di stasiun itu masih tersimpan
Bangkai gerbong-gerbong tua
Yang meleleh oleh waktu. Papan
Penanda bagi peziarah
Dari kejauhan langit sehalus
Para arwah-arwah

Pernah kupercaya pada kampung lain
Namun berakhir juga di sini. Rumah
Pertengahan bagi kata yang tak lagi
Bisa dilukai oleh seribu pelukan ringan
Di musim hujan, Kesepianku berdzikir
Dan tegak bagai alif

Di Cicalengka, kuseret langkah-langkah
Kecilku, belajar tajwid demi tajwid
Untuk menjaring cahaya. Tubuhku
Yang lelah pada akhirnya hanya menjadi
Kalam-kalam di makam

2018.


Di Gang Pantes, Cipacing

 
Di gang tua ini, dulu
Aku pernah membuang
Airmataku. Sendiri
Tanpa kata

Di jauhan, barisan pohon cemara
Puluhan antena tv, bangku-bangku kayu
Rumah-rumah berlumut
Angin yang mengungsi
Di lantai dua

Dinding retak dan hujan
Deras mengurungku
Pot-pot kaktus, kura-kura mati
Dan sebagaimana resah
Yang basah, di dadaku

Aku sedang menunggumu
Tanpa doa atau harapan

Dan sebagaimana resah
Yang basah di dadaku

Aku habiskan akhir pekanku
Di gang ini, tanpa sentuhan
Dan ciuman panjang seperti
Biasa

2018.
Koran Suara NTB (Nusa Tenggara Barat)




4 Puisi Rendy Jean Satria di Koran Suara NTB, 10 Maret 2018