Setelahnya Dago
:ESR
Dan
terlepaslah bintang-bintang
Dari
sarangnya
Beberapa
mahluk bernama sunyi
Sempat
melintas, tapi kuabaikan
Lalu
turunlah bait-bait baru ini
Di
jalan tempatmu tinggal
Ternyata
Aku
ingin kembali lagi di sini
Menunggumu
tanpa sinyal apapun
Hanya
ingin mendengar cerita kopi
Barumu
Hanya
ingin tenang
Dan
luluh dibundar matamu
Lalu,
alis matamu itu
Membawaku
pada hutan-hutan
Kecemasan
dan sebuah kafe
Tempat
kesepian dirayakan
“Bahagia
itu apa?” katamu
Sambil
menyisakan sedikit
kopi
ijen di bibirmu
“Bahagia
itu titik, titik, titik”
Balasku.
Kopi ijen itu pun
Berpindah
ke bibirku
Mungkin
tak ada salahnya
Kalau
kau dan aku pulang
Selarut
ini. Lampu-lampu
Di
pinggir jalan terdiam gelisah
“Simpan
senyumku ini
Selagi
bulan masih berkedip”
“Lusa
nanti, ada kopi baru
Yang
akan kuhidangkan padamu”
Dan
malam semakin dingin
Wajahmu
pun disepuh angin
Sampai
aku pun tak tahu
Jam
berapa saat ini
2015
Bersandar Pada
Arsy-Mu
Dimana detak
kebahagiaan itu memancar
Rukukku kusambung
menjadi jembatan
Aku baca kiblat yang
lain. Lalu harus kemana
Rindu ini berakhir?
Jika tak lagi bisa bersandar
Pada Arsy-Mu
Aku pun memecahkan
kerak kegelapan
Yang melilit tubuhku.
Membiarkan doa-doaku
Pecah di udara seperti
jelaga. Kepasrahanku kurasakan
Dekat dan menitikan
airmata. Mawar-mawar tumbuh
di ranting-ranting
hatiku. Lalu harus kemana
Rindu ini kuarahkan?
Jika tak lagi ada yang bisa
Diakrabi
Baiklah, izinkan
seluruh thawaf cintaku malam ini
Hanya menuju diri-Mu
semata dan merindukan
Yang bukan sia-sia .
Karena tak ada satu pun
kekecewaan kalau semua
arah tertuju pada-Mu
2015