Selasa, 09 September 2014

Kepada Penyair Asia


Aku melangkah menujumu, menjaga kata-katamu
meresapinya dalam hening, membawanya ke tempat teduh
dan kuceritakan kepada gadis-gadis Sunda di tanahku
akan kusebar abu kata-katamu bersama angin dari tenggara
di bawah langit yang lugu, hamparan sawah yang mengajarkan
keikhlasan dan bukit-bukit yang terlihat bimbang. Jauh sebelum
aku lahir, aku hanya menerka.  Akankah kau bersajak lagi
tentang itu semua?

Dengarkan aku bersajak, adakalanya pertemuan kita
direstui hujan, ditandai dengan kelahiran sajak, September
yang gelisah, kutarik nafasku perlahan-lahan hingga terasa
sesak dadaku, sesekali aku mendehem mendengar rahasia timur
yang teduh, mistis dan santun

Di tanah ini, terhampar negeri puisi, lebih eksotis dari Andalusia
dan lebih gelisah dari kota-kota tua di Eropa. Aku melangkah
sekali lagi kepadamu dengan kegelisahan yang diwarisi
olehmu


2014



Minggu, 07 September 2014

Dhuha




Dhuha di mulut cahaya
Sebatang jarum
Menyelinap

Dalam diri
Dalam jiwa

Kota ini telah terbakar
Oleh satu lilin
Oleh satu syair
Oleh satu nama

Siapa yang mengenal-Nya
Berarti bisa mengenal
Ayat waktu

Mungkin ini stasiun
Tempat pertanyaan dan jawaban
Pulang, ke kotanya masing-masing

Sang pencipta
Siramilah aku dengan air itu

Agar aku bisa dicium
Oleh bibir angin 


2014